Penulis: Aisyah Banowati
Kejuaraan Piala Sudirman akan segera diselenggarakan. Kejuaraan beregu untuk cabang olahraga bulu tangkis yang diadakan setiap dua tahun sekali ini direncanakan akan digelar pada 25 April sampai 4 Mei 2025 di Xiamen, Tiongkok, China.
Menyambut gelaran Piala Sudirman, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang turut ikut serta dalam kejuaraan tersebut. pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pun telah mengeluarkan nama-nama yang akan menjadi perwakilan Indonesia di China nanti.
Di cabang tunggal putra akan diwakili oleh Jonatan Christie, Alwi Farhan, Mohammad Zaki Ubaidillah. Cabang tunggal putri ada Gregoria Mariska Tunjung dan Putri Kusuma Wardani. Kemudian untuk ganda putra ada pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Muhammad Shohibul Fikri/Daniel Marthin, Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana.
Untuk sektor ganda putri akan diwakilkan oleh pasangan Febriana Dwipuji Kusuma/Amallia Cahaya Pratiwi dan Siti Fadia Silva Ramadhanti/Lanny Tria Mayasari. Terakhir, untuk ganda campuran akan diberangkatkan pasangan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja.
Mengenal Dick Sudirman
Dick Sudirman sendiri merupakan salah satu pendiri dari PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia). Ia menghabiskan 22 tahun hidupnya dengan menjabat sebagai Presiden PBSI. Salah satu peranan penting yang pernah dilakukannya adalah membantu menyatukan badan pengatur dunia bulu tangkis.
Federasi Bulu Tangkis Dunia, dibentuk, dan untuk sementara, dua sirkuit berjalan secara paralel. Aspirasi Olimpiade bulu tangkis terancam, tetapi upaya rekonsiliasi telah menemui beberapa hambatan.
Sudirman memiliki banyak teman di kedua badan dunia dan memprakarsai pertemuan informal di Bandung antara para pemimpin kedua federasi pada tanggal 28 Mei 1979. Ia mengusulkan pembentukan kelompok studi kerja yang terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka dari kedua federasi untuk mencari jalan keluar dari kebuntuan.
Ia juga mengusulkan pertandingan persahabatan antara pemain dari kedua federasi. Usulannya diterima dan menjadi dasar bagi upaya rekonsiliasi. Tepat dua tahun kemudian, pada tanggal 28 Mei 1981, kedua badan dunia itu bersatu menjadi International Badminton Federation yang sekarang lebih dikenal sebagai Badminton World Federation (BWF).
Sejarah Piala Sudirman

Piala Sudirman pertama kali digagas oleh wakil PBSI Suharso Suhandinata di tahun 1986 silam. Suharso Suhandinata menulis surat kepada Presiden IBF Arthur Jones untuk mengenang jasa Dick Sudirman dengan sesuatu yang konkret—seperti trofi—di dunia bulu tangkis.
Ide untuk mengenang Sudirman dalam bentuk ‘nyata’ kemudian dibahas dalam rapat Dewa IBF yang digelar oleh Arthur Jones. Dua tahun kemudian, IBF mengungkapkan bahwa akan ada kemungkinan penyelenggaraan kejuaraan beregu campuran dunia dan menerima tawaran Indonesia untuk trofi tersebut.
Dibuat untuk menghormati jasa Dick Sudirman dalam dunia bulu tangkis, Piala Sudirman kemudian dibuat dari perak murni berlapis emas 22 karat. Piala ini berdiri di atas alas segi delapan yang dibuat dari kayu jati terbaik dengan tinggi 80 cm.
Badan piala berbentuk seperti kok dengan tutup yang menyerupai Candi Borobudur. Pegangannya berbentuk seperti benang sari yang melambangkan benih-benih bulu tangkis. Piala ini menghabiskan biaya sebesar US$15.000 dan kemudian diserahkan kepada Federasi Bulu Tangkis Internasional di tahun 1989.
Fakta menarik gelaran Piala Sudirman
Setelah Indonesia menyerahkan trofi yang sudah jadi kepada Federasi Bulu Tangkis Internasional, gelaran pertama pertandingan beregu Sudirman untuk kali pertama kemudian dimulai. Stadion Utama Gelora Bung Karno, Indonesia, kemudian menjadi saksi bisu pertama Piala Sudirman digelar.
Turnamen pertama Kejuaraan Sudirman memainkan lima nomor dari cabang bulu tangkis tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Total keseluruhan mencatat ada 28 tim dari berbagai pertama dan berakhir dengan tim Indonesia dan Korea di babak final.
Pada gelaran pertama, Indonesia sebagai tuan rumah berhasil membawa kemenangan. Sejak saat itu, Kejuaraan Piala Sudirman terus diadakan setiap dua tahun sekali, dan sejak itu juga perwakilan atlet bulu tangkis belum berhasil membawa pulang kembali Piala Sudirman ke Tanah Air.
Menariknya, hingga 2024 kemarin baru tiga negara yang pernah memboyong kejuaraan Sudirman. Selain Indonesia, hanya tim dari Korea dan China yang berhasil memenangkan kejuaraan. China tercatat sebagai negara tersukses dalam gelaran ini. Jika ditotal, China telah tiga belas kali meraih trofi.