Home » Fenomena eSports: Apakah Bisa Disebut Sebagai Olahraga Sejati?

Fenomena eSports: Apakah Bisa Disebut Sebagai Olahraga Sejati?

by Muhammad Faisal Hadi Putra

eSports sedang booming, menarik perhatian jutaan penonton setiap saat. Turnamennya bahkan semakin besar, bahkan bisa menghasilkan hadiah hingga miliaran Rupiah dengan venue yang tak kalah dari pertandingan sepak bola level internasional.

Namun, yang masih diperdebatkan adalah, apakah eSports benar-benar bisa disebut sebagai olahraga sejati?

Banyak yang berpendapat bahwa eSports tidak memiliki tuntutan fisik seperti olahraga lain, seperti sepak bola atau basket. Olahraga tradisional bisa dibilang, melibatkan berlari, melompat, dan daya tahan kardiovaskular yang tinggi.

Juga, masih ada yang berargumen bahwa video game belum sepenuhnya diakui sebagai olahraga oleh generasi yang lebih tua. Banyak yang masih melihat gaming sebagai hobi, bukan sebagai disiplin kompetitif yang serius. Jadi, mari kita bahas lebih lanjut.

Apa sebenarnya definisi olahraga?

Sebelum masuk ke diskusi yang lebih mendalam, mari pahami dulu apa sih olahraga itu. Kalau menurut KBBI, olahraga adalah aktivitas yang memerlukan ketangkasan, kemahiran, atau tenaga yang dilakukan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh atau sebagai acara permainan, pertandingan, dan sebagainya.

Olahraga juga merupakan aktivitas yang melibatkan fisik dan keterampilan dari individu atau tim, dilakukan untuk hiburan

Nah, eSports melibatkan usaha fisik, lantaran para atletnya harus memiliki koordinasi tangan-mata yang intens, gerakan berbasis refleks, serta daya tahan mental yang setara dengan atlet olahraga lainnya.

Sisi Fisik dan Mental dalam eSports

Foto: Diego Thomazini/Shutterstock

Konsistensi adalah salah satu tantangan terbesar dalam dunia eSports. Butuh disiplin tinggi, latihan tanpa henti, dan tentu saja kondisi fisik yang selalu prima.

Bayangkan, para pemain profesional harus berlatih hingga 12 jam sehari untuk meningkatkan kepresisian dan kecepatan reaksi saat menghadapi lawan, serta menjaga stamina agar tetap di level tertinggi.

Bukan hanya sekadar bermain game, tetapi juga melatih mekanik permainan, menganalisis lawan, dan menyusun strategi yang matang.

Koordinasi tangan-mata sangat penting dalam game seperti CS:GO, League of Legends, atau Dota 2. Miss sedikit saja, bisa berpengaruh besar pada pertandingan secara keseluruhan—antara menang atau malah kalah. 

Sama seperti pemain sepak bola, pemain eSports juga rentang terkena cedera, dari Sindrom Carpal Tunnel, cedera punggung, kelelahan mata, cedera jempol, sampai cedera siku. 

Kerja Sama Tim dan Strategi dalam eSports

Jika indikator olahraga adalah kerja sama tim, maka eSports jelas memenuhi syarat. Game seperti Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, Honor of Kings, CS:GO, Dota 2, hingga eFootball, semuanya sangat bergantung pada kerja sama tim.

Seperti dalam sepak bola atau basket, koordinasi antar pemain, penerapan strategi dalam pertandingan, hingga adaptasi terhadap perubahan permainan harus dipahami dengan baik oleh atlet eSports.

Oleh karena itu, dalam setiap sesi latihan, mereka harus bermain sebagai tim. Lagi-lagi, para atlet eSports harus latihan yang mungkin bisa berlangsung hingga 12 jam sehari! Dibutuhkan dedikasi tinggi untuk menjadi atlet eSports.

Meningkatnya Popularitas Kompetisi eSports

Salah satu alasan kuat mengapa eSports bisa disebut olahraga sejati adalah pengakuan global yang terus meningkat. Komite Olimpiade Internasional (IOC) sudah mulai mengakui eSports, dan beberapa universitas bahkan menawarkan beasiswa eSports.

Di Indonesia sendiri, bahkan ada PBESI sebagai satu-satunya induk organisasi olahraga Esports sebagai olahraga prestasi yang diakui pemerintah. 

Turnamen besar dengan hadiah miliaran Rupiah juga sudah jadi hal yang lumrah. Dikutip dari eSports Charts, Dota 2 masih menjadi game dengan prize pool paling besar sampai sekarang, tembus USD336 juta. Untuk platform mobile, ada PUBG Mobile dengan total hadiah lebih dari USD100 juta.

Jadi, Apakah eSports Termasuk Olahraga Sejati?

Jawaban singkatnya? Ya, eSports adalah olahraga, hanya dalam bentuk yang berbeda.

Meskipun tidak melibatkan aktivitas fisik berat seperti olahraga tradisional, eSports memenuhi hampir semua kriteria olahraga: kompetisi, keterampilan, strategi, kerja sama tim, dan bahkan daya tahan. 

Dunia terus berubah, begitu juga dengan definisi atlet. Dengan jutaan penggemar, liga profesional, dan pemain berdedikasi, jelas bahwa eSports bukan sekadar permainan—ini adalah fenomena olahraga yang serius dan sah.

Jadi, masih ada yang ragu kalau eSports itu adalah olahraga sejati?

You may also like