Home » Dayung Perahu Naga: Sejarah, Aturan, dan Perkembangannya

Dayung Perahu Naga: Sejarah, Aturan, dan Perkembangannya

by Trisno Heriyanto

Pacu jalur, yang sempat viral, pernah disalahpahami sebagai lomba dayung perahu naga. Hal tersebut karena keduanya sama-sama melibatkan perahu dan membutuhkan kekuatan serta kecepatan tim untuk mencapai garis finis.

Perahu naga sendiri sudah lebih dahulu dikenal, bahkan diperlombakan secara internasional. Berasal dari Tiongkok, balapan perahu naga telah dimulai lebih dari 2.000 tahun yang lalu. 

Aktivitas ini juga kerap dikaitkan dengan ritual kesuburan yang diyakini akan membawa keberuntungan pada musim panen mendatang. Selain itu, ada legenda menarik tentang dayung perahu naga. 

Diceritakan bahwa ada seorang pejuang bernama Qu Tuan yang memilih untuk  menceburkan diri ke Sungai Mi Lo sebagai protes terhadap korupsi politik yang terjadi saat itu. Aksinya tersebut ditonton oleh puluhan warga desa.

Rakyat yang sangat menyayangi Qu Yuan langsung berlomba-lomba dengan perahu nelayan mereka ke tengah sungai untuk menyelamatkannya. Sementara beberapa warga mendayung, sebagian lain menabuh genderang untuk mengusir naga-naga yang menguasai sungai.

Peristiwa tragis ini kemudian berubah menjadi sebuah festival di mana orang-orang mendayung perahu untuk mengusir ikan dan memberi makan makhluk air dengan Zongzi (hidangan nasi Cina yang dibungkus daun bambu) sehingga tubuh Qu Yuan tidak akan menjadi makan malam mereka.

Organisasi resmi dayung perahu naga internasional

Di tahun 1970-an, Asosiasi Pariwisata Hong Kong (yang sekarang kita kenal sebagai Dewan Pariwisata) punya ide cemerlang untuk mempromosikan Hong Kong: mengadakan Festival Perahu Naga Internasional. 

Maka, pada tahun 1976, Balapan Internasional Hong Kong (HKIR) pertama pun digelar. Acara inilah yang kini dianggap sebagai awal mula “Era Modern” Perahu Naga sebagai sebuah olahraga. 

HKIR berkembang pesat menjadi festival tahunan yang super sukses, dan foto-foto balapan perahu naga di Hong Kong yang spektakuler pun menyebar ke seluruh penjuru dunia. Hingga Federasi Perahu Naga Internasional (IDBF) dibentuk pada tahun 1991, HKIR merupakan “kejuaraan dunia kru klub tidak resmi” untuk olahraga ini. 

Para kru yang berkompetisi di HKIR kemudian pulang dan mendirikan Asosiasi Perahu Naga mereka sendiri, yang kemudian menjadi Federasi EDBF (Eropa), IDBF, dan ADBF (Asia).

Regulasi dayung perahu naga modern

Saat ini, dayung perahu naga dikenal sebagai salah satu cabang olahraga yang membutuhkan tim. Olahraga ini membutuhkan 12-20 anggota yang siap berkompetisi di atas perahu sepanjang 250 meter.

Setiap tim wajib menunjuk seorang Manajer Tim dalam daftar tim mereka. Manajer Tim bertanggung jawab penuh atas perilaku dan tindakan tim. Tim diperbolehkan menggunakan dayung mereka sendiri, asalkan sesuai dengan desain dan dimensi yang ditetapkan oleh Asosiasi Perahu Naga Inggris. 

Semua poros dayung harus berdesain lurus. Dayung dengan desain atau poros engkol (off set) tidak diperbolehkan. Kompetisi dayung perahu naga ini terbuka untuk semua peserta, bahkan untuk yang tidak berpengalaman sekalipun.

Kompetisi dayung perahu naga modern

Di bawah naungan IDBF dan Federasi Kontinentalnya (ADBF, EDBF), kompetisi dayung perahu naga kini telah bertransformasi menjadi olahraga yang serius, kompetitif, dan berkinerja tinggi. 

Dalam ajang Balapan Olahraga IDBF, biasanya ada 18-20 pendayung untuk Perahu Naga ukuran standar, dan 8-10 pendayung untuk Perahu Kecil. Selain itu, ada juga satu penabuh drum dan satu juru mudi di setiap perahu.

Kejuaraan besar seperti Kejuaraan Dunia IDBF, Kejuaraan Eropa EDBF, dan Kejuaraan Asia ADBF sudah rutin diselenggarakan. Tak ketinggalan, ada juga Kejuaraan Regional yang tak kalah bergengsi di Amerika Utara.

Perayaan festival yang inklusif untuk semua

Selain Balap Olahraga, Asosiasi Perahu Naga juga membantu mengembangkan sisi Balap Festival Perahu Naga. Dalam Festival Tradisional, desain perahu dan jumlah awak dapat bervariasi dari 10 hingga 50 atau lebih pendayung, ditambah tentu saja Penabuh Genderang dan Juru Mudi.

Selain itu, pertumbuhan balapan dalam festival perahu naga saat ini juga berkembang sangat pesat. Banyak perusahaan penyelenggara acara di seluruh dunia kini fokus untuk mengadakan lomba perahu naga setiap tahunnya.

Fenomena ini sangat terlihat di Kanada dan Amerika Serikat, di mana tim-tim Balapan Olahraga juga aktif berkompetisi di Festival Balapan. Contoh lain, di Eropa ada Festival Malmö di Swedia yang mampu menarik ratusan tim dari berbagai perusahaan dan komunitas.

Acara tersebut diselenggarakan bersama oleh Asosiasi Perahu Naga Swedia dan Klub Kano Malmö. Hadirnya acara-acara seperti ini sangat berperan penting dalam menghasilkan dana untuk pengembangan olahraga dayung perahu naga.

You may also like