Home » FIFA Ingin Membuat Halftime Show Seperti Super Bowl, Apa Tantangannya?

FIFA Ingin Membuat Halftime Show Seperti Super Bowl, Apa Tantangannya?

by Trisno Heriyanto

Penulis: Rena Dwi Astuti

Pertunjukan Halftime Show Super Bowl yang dibawakan oleh Kendrick Lamar dalam pertandingan NFL lebih dari sekadar tontonan belaka. Penampilan rapper berusia 37 tahun itu mengubah seluruh pertandingan. Utamanya dalam sisi hiburan.

Lamar berhasil menunjukkan tontonan dengan muatan politik tanpa menghilangkan sisi hiburan pada jeda pertandingan. Penampilannya ini bahkan menjadi viral dan kontroversial. Lamar berhasil menarik 133 juta penonton dan memicu gelombang baru pencarian Google untuk “Flare-Jeans Men”.

Kehadiran Lamar membuat panggung atau lapangan NFL berkobar. Meriah dan membara. Membuat FIFA ingin menerapkan hal yang sama dalam liga mereka pada 2026 mendatang.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengumumkan di Instagram, bahwa final Piala Dunia FIFA 2026 akan menampilan pertunjukan paruh waktu (Halftime Show) untuk pertama kalinya. Mengikuti jejak Super Bowl.

“Ini akan menjadi momen bersejarah bagi Piala Dunia FIFA dan pertunjukan yang sesuai dengan acara olahraga terbesar di dunia,” tulisnya.

Final Piala Dunia FIFA 2026 sendiri akan berlangsung di Stadion MetLife, atau Stadion New York New Jersey, pada 19 Juli 2026. Begitu berita itu tersiar, internet pun penuh dengan berita. Salah satunya soal siapa yang akan tampil di panggung megah itu, dan apa tantangan yang akan dihadapi oleh FIFA?

Siapa Bintang Tamu yang Tepat?

Kabar mengenai FIFA bakal menggelar hal yang sama seperti Super Bowl memantik komentar publik tentang siapa bintang tamu yang tepat untuk meramaikan acara ini. Netizen pun banyak berkomentar terkait artis yang akan tampil, salah satunya adalah Shakira.

Jika berbicara soal Piala Dunia FIFA, sosok Shakira memang tidak bisa dikesampingkan. Shakira tampak seperti ikon untuk ajang ini berkat lagu Waka Waka (This Time For Afrika) yang ia dedikasikan untuk Piala Dunia 2010 silam.

Beberapa orang lainnya menyebut Beyonce, bahkan Coldplay, diprediksi bakal menjadi pengisi acara. Walaupun sebenarnya, Chris Martin bersama Phil Harvey dikatakan telah bekerja sama dengan FIFA untuk menjadi kurator daftar artis yang akan tampil serta memproduksi pertunjukan paruh waktu Final Piala Dunia FIFA 2026 nanti.

Penonton tetap berharap Coldplay akan memainkan lagu di jeda pertandingan. Infantino menyatakan Chris Martin dan Phil Harvey akan membantu mereka secara khusus dalam mengkurasi daftar artisnya.

Apa Tantangan FIFA ketika Menerapkan ‘Budaya’ Baru Ini?

Selain menjadi ajang pertama yang menggelar pertunjukan paruh waktu, Piala Dunia FIFA 2026 juga akan menjadi ajang terbesar dengan 48 tim dan 104 pertandingan selama 39 hari. FIFA telah memperluas pesertanya dari 24 negara menjadi 32 negara pada tahun 1998.

Otomatis, akan ada jutaan penonton yang akan menyaksikan puncak pertandingan sepak bola terbesar di dunia ini. Hal itu menjadi perbincangan dan perdebatan hangat di kalangan penggemar sepak bola.

Olahraga sepak bola diketahui sebagai olahraga yang paling populer dan mendapat banyak penggemar serta penonton di setiap pertandingannya. Pertunjukan di jeda pertandingan ini dinilai tidak perlu oleh beberapa penggemar.

Mereka menhgatakan, “sepak bola sendiri adalah sebuah tontonan, bukan hanya pertandingan”. Keputusan FIFA untuk menggelar pertunjukan paruh waktu ini menimbulkan pertanyaan yang lebih mendalam mengenai apa yang mereka tuju atau apa yang mereka cari. Mengingat mereka sudah mendapat banyak dukungan dan penonton untuk setiap pertandingan sepak bola.

Jika FIFA ingin membuat budaya baru, dengan mengikuti budaya yang tren di dunia olahraga saat ini, penggemar juga banyak menentang langkah mereka. Presiden Infantino memang tidak menampik jika langkahnya ini mengikuti jejak NFL menggelar Halftime Show yang menampilkan deretan artis terkenal, seperti Kendrick Lamar ataupun Rihanna.

Pertunjukan ini dinilai sebagai sebuah budaya baru, di mana olahraga memiliki keterkaitan erat dengan musik dan hiburan. Namun, lagi-lagi, banyak penggemar sepak bola berpendapat kalau olahraga sepak bola sendiri sudah termasuk budaya yang khas dan tidak perlu mengganti atau menambahkan budaya baru di dalamnya.

Berbicara sepak bola dan musik, keduanya memang memiliki keterkaitan yang erat sejak dahulu. Musik selalu menjadi bagian dari Piala Dunia FIFA dengan para artis yang menulis lagu kebangsaan untuk memperingati turnamen tersebut.

Namun, kali ini, sepertinya FIFA ingin membuat langkah baru, sekaligus mengikuti tren, untuk mempertemukan keduanya secara langsung pertama kalinya pada Final Piala Dunia FIFA 2026 mendatang. 

You may also like