Sepuluh tahun lalu, mungkin kita menganggap bahwa game konsol dan game di handphone atau komputer hanya sebagai hiburan belaka. Bahkan, tidak jarang juga game yang sudah ter-install di handphone dan komputer hanya sebagai hiasan dari deretan aplikasi di sana. Tidak ada niat khusus untuk memainkannya, apalagi menaruh perhatian besar terhadap sebuah game.
Namun, siapa sangka, ketika dunia sudah berkembang dan berevolusi, sebuah game memainkan peran penting pada inti kehidupan manusia. Sekarang, kita mengenal industri e-sports dalam dunia olahraga. Yaitu olahraga elektronik yang melibatkan banyak orang, pemangku kebijakan, hingga elemen pertandingan dalam mengelola sebuah kompetisi.
Pada akhirnya, seperti yang kita ketahui sekarang, industri e-sports ternyata menjadi ladang bagi sebagian orang dalam mencari nafkah, mencari karier, dan melanjutkan hidup. Menariknya, hal tersebut tidak hanya berlaku di negara-negara besar di dunia. Tetapi juga di negara dunia ketiga seperti Afrika Selatan, Nigeria, dan Kenya.
Industri E-sports Dongkrak Ekonomi Lewat Pasar Hiburan dan Media
Peningkatan minat pada industri e-sport, didukung dengan kemajuan teknologi masa kini, mendorong Afrika Selatan juga meningkatkan infrastruktur mereka untuk industri e-sport. Menurut laporan PwC, Afrika Selatan kini menjadi pasar video game dan e-sport terbesar di Afrika, mengungguli Nigeria dan Kenya.
Sebagian besar Afrika berfokus pada game seluler, dengan konsol dan PC yang kurang dapat diakses konsumen dibandingkan di Amerika Utara dan Eropa. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, berbagai upaya telah dilakukan di Afrika Selatan untuk mendukung kancah game PC, dengan penerbit game video Carry1st bermitra dengan Riot Games untuk meluncurkan server Valorant lokal pada Agustus 2023.
Kemitraan tersebut juga mencakup menjalankan kampanye keterlibatan pemain di berbagai kota di Afrika Selatan. Ekspansi internasional ini bukanlah contoh pertama dari jenisnya, dengan Tiongkok telah melihat peluncuran serupa beberapa bulan sebelumnya dengan kesuksesan yang signifikan.
Kebijakan untuk meningkatkan industri e-Sports di Afrika juga didukung dari laporan peningkatan pendapatan mereka di bidang Hiburan dan Media (H&M).
Ketiga pasar Afrika tersebut mengalami pertumbuhan pendapatan di atas rata-rata global sebesar 5,0 persen pada tahun 2023. Pertumbuhan terkuat terjadi di Nigeria, sebesar 15,0 persen, sementara Afrika Selatan dan Kenya mengalami peningkatan masing-masing sebesar 11,7 persen dan 5,8 persen.
Proyeksi Peningkatan Ekonomi di Sektor Hiburan dan Media
Laporan PwC yang dirilis pada 28 Januari 2025 itu juga menjelaskan bahwa Afrika Selatan, Kenya, dan Nigeria memiliki ketahanan terhadap ketidakstabilan ekonomi makro global dari pertumbuhan H&M ini.
Bahkan, mereka memprediksi pendapatan H&M di ketiga pasar tersebut diperkirakan akan meningkat di atas rata-rata global sebesar 3,9 persen CAGR (Compound Annual Growth Rate), yaitu tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata dari suatu investasi.
Nilai yang diprediksi pun cukup besar untuk ketiga negara ini. Pendapatan H&M di Afrika Selatan diprediksi akan meningkat dari R295,3 miliar (US$16,1 miliar) menjadi R363,2 miliar (US$19,8 miliar).
Di Nigeria, nilai pasar akan tumbuh dari US$9,0 miliar pada tahun 2023 menjadi US$13,6 miliar pada tahun 2028, sementara pendapatan akan mencapai US$4,8 miliar di Kenya pada akhir periode perkiraan, naik dari US$3,8 miliar pada tahun 2023.
Nilai pendapatan yang meningkat ini juga dilaporkan akan melampaui pendapatan H&M pada masa sebelum COVID. Ditambah, peluncuran 5G juga terus berlanjut di Afrika. Penggunaan 5G untuk industri e-sports mencakup seperti cloud gaming, streaming video, dan VR.
Afrika sendiri memiliki populasi yang lebih muda dibandingkan dengan banyak wilayah lainnya. Demografi ini lebih condong ke platform digital dan seluler, yang mendorong pertumbuhan di sektor-sektor seperti game seluler, esports, dan layanan streaming over-the-top (OTT).
PwC juga menyoroti pertumbuhan pasar H&M di tiga negara ini. Di mana Afrika Selatan menjadi pasar yang menunjukkan pertumbuhan paling pesat pada industri e-sport. Mereka memproyeksikan pertumbuhan sebesar 4,2 persen hingga 2028.
Disusul oleh Nigeria yang akan menjadi salah satu pasar H&M yang tumbuh paling cepat secara global sebesar 8,6 persen. Kenya ada di daftar ketiga dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 5,2 persen.
Proyeksi ini didasarkan pada Nigeria dan Kenya yang juga sedang meningkatkan infrastruktur mereka untuk industri e-sports, mengikuti Afrika Selatan yang sedang meluncurkan server Valorant pada akhir 2023 lalu.
Nigeria mengembangkan struktur e-sports dengan badan-badan pengelola seperti Federasi eSports Nigeria dan eSports Lagos terlibat dalam turnamen lokal dan nasional. Platform daring seperti Gamr dan Richiez Games Entertainment juga telah diluncurkan di Nigeria untuk mendukung turnamen.
Uniknya, Kenya tetap menjadi satu-satunya pasar Afrika yang pendapatannya dari permainan tradisional melebihi permainan sosial/kasual. Peningkatan konektivitas dan peningkatan aksesibilitas telepon pintar akan membuat permainan sosial/kasual menutup kesenjangan hingga tahun 2028.
Uniknya, Kenya tetap menjadi satu-satunya pasar Afrika yang pendapatannya dari permainan tradisional melebihi permainan sosial/kasual. Peningkatan konektivitas dan peningkatan aksesibilitas telepon pintar akan membuat permainan sosial/kasual menutup kesenjangan hingga tahun 2028. (*)
Penulis: Rena Dwi Astuti